Blog Top Sites

Finance Blogs

Rabu, 17 September 2008

BERUBAH SAMA SEKALI ATAU MATI !!!!

Apakah ada hal yang tidak Anda sukai di perusahaan? Yang menurut Anda harus diubah, agar menjadi lebih baik, lebih efisien dan efektif? Mungkin ada. Namun apakah Anda melakukan suatu tindakan? Kemungkinan besar tidak. Mengapa? Untuk berubah, ada ‘biaya’ yang harus dibayar. Biaya itu bukan melulu dalam bentuk uang, melainkan waktu, tenaga, dan emosi. Biaya itu juga bisa luar biasa besar, bisa pula kecil saja. Ada banyak kasus untuk menggambarkan biaya berubah tersebut.

Lalu apakah sebaiknya perusahaan tidak perlu berubah? Atau memilih berubah ‘kecil-kecilan’ sehingga biaya berubah bisa terkendali? Sayangnya keleluasaan memilih tidak selalu ada. Situasi bisnis saat ini sarat dengan perubahan yang berjalan cepat tanpa dapat diramalkan. Kompetitor yang terus mengembangkan bisnisnya. Berubah adalah suatu keharusan.
Perusahaan harus mampu bertindak adaptif, antisipatif, bahkan lebih baik lagi bila dapat menjadi trendsetter atau pemicu perubahan. Beranikah perusahaan menghadapi segala konsekuensi perubahan itu?

Keberanian perusahaan menghadapi biaya berubah ditentukan oleh tiga faktor. Pertama adalah ketidaknyamanan terhadap status quo, kedua kejelasan visi, dan terakhir adalah kejelasan akan proses perubahan.

1. Membangun Ketidaknyamanan
Status quo adalah kondisi saat ini yang dihadapi oleh para eksekutif dan karyawan non-manajerial. Bila rasa tidak nyaman akan status quo sangat besar, maka perusahaan akan berani menghadapi biaya berubah. Namun sayangnya walaupun kinerja perusahaan buruk, tidak berarti para eksekutif dan karyawan non-manajerial tidak menyukai status quo.
Untuk eksekutif yang datang dengan mobil mewah ke kantornya yang megah, status quo masih terasa nyaman, untuk apa berubah? Apalagi bagi para eksekutif yang sedang menanti saat-saat pensiun, this is not my war! Sedangkan bagi karyawan non-manajerial, sepanjang gaji dan bonus lancar, perubahan akan terasa lebih menimbulkan ancaman dibandingkan peluang. So, ini adalah pilihan sulit untuk bagi sebagian orang.

2. Visi Perubahan
Bila status quo tak lagi nyaman, keberanian untuk menghadapi biaya berubah masih ditentukan oleh visi perubahan. Mau berubah menjadi apa?
Anderson dan Anderson (2001) membagi tipe perubahan dalam tiga kelompok: Pengembangan, Transisional, dan Transformasional (Anderson, D. and Anderson, LA. Beyond Change Management: Advanced Strategies for Today’s Transformational Leaders. (San Francisco: Jossey Bass/Pffeifer, 2001). 32).

3. Proses Perubahan
Proses perubahan merupakan refleksi tentang cara untuk mencapai visi perubahan. Kejelasan proses akan membangun optimisme karyawan tentang perubahan yang terjadi serta membuat jelas kontribusi yang diharapkan. Dari rancangan proses, dapat diantisipasi pula permasalahan potensial yang mungkin muncul serta strategi untuk mengatasinya. Memang tidak mungkin 100 persen akurat, namun yang pasti tidak akan 100 persen salah.
Ketidaknyamanan status quo, kejelasan visi perubahan, dan kejelasan proses perubahan membuat eksekutif dan karyawan non-manajerial berani menghadapi biaya perubahan. Ketiga faktor tersebut dapat diintervensi atau direncanakan oleh manajemen. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mencermati perubahan-perubahan di lingkungan eksternalnya agar tidak terjebak dalam kondisi terpaksa berubah dalam waktu singkat. Karena dengan waktu yang terbatas, sulit mengendalikan perubahan di tingkat perusahaan. Dengan perubahan yang terencana, terukur dan terarah, maka setiap biaya yang dikeluarkan akan terencana, terukur, terarah.
Selamat Datang Di Dalam Dunia Yang Penuh Dengan Perubahan.
Selamat Berubah!
READ MORE - BERUBAH SAMA SEKALI ATAU MATI !!!!

THINK AND THANKS

Seringkali kita mengira hidup akan menjadi lebih baik ketika kita mendapatkan promosi di tempat kerja kita, menjadi seorang pimpinan misalnya, namun kebahagiaan itu terasa hanya sesaat saja, karena kita merasa kesal, waktu, tenaga dan pikiran kita habis hanya untuk mengawasi bawahan kita yang tidak produktif.

Seringkali kita mengira hidup ini akan terasa lengkap dengan kita memiliki pasangan hidup, namun kebahagiaan itu hanya sesaat, kita merasa kecewa, karena adanya kekurangan yang dimiliki pasangan kita.

Seringkali kita mengira hidup ini akan menyenangkan ketika kita memiliki gaji yang lebih tinggi, namun kebahagiaan itu hanya sesaat saja, karena gaji kita masih terasa kurang untuk memenuhi semua keinginan kita.
Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu.

Inikah kehidupan ?
Kebahagiaan hanya bisa dirasakan sesaat saja ?
Untuk selanjutnya timbul masalah-masalah baru yang lebih berat ?
Lalu dimana kebahagiaan bersembunyi?
• Mulailah mensyukuri dari hal terkecil yang kita miliki dan hal terkecil yang kita alami.
• Mulailah belajar memberi & berhentilah meminta/menuntut kepada siapapun.
• Berhentilah menyalahkan orang lain atas kesulitan yang kita alami.
• Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.
Dan demi waktu yang terus berjalan, hanya waktu yang bisa membuktikan.
• Mungkin kita butuh waktu untuk berterima kasih kepada sesuap nasi yang kita makan.
• Mungkin kita butuh waktu untuk bisa menghargai setiap tetes keringat orang lain.
• Mungkin kita butuh waktu untuk menyadari kehadiran kita dimuka bumi ini.
Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thanks (berpikir, kemudian berterima kasih).
Banyak Menuntut Bikin Sakit Hati !!!
-----------------------------------------
Kesulitan pemimpin bukanlah karena sulit mengendalikan bawahan, namun mengendalikan diri sendiri.

Bukan karena tujuan yang membuat kita lemah dalam meraih cita-cita kita, tapi lebih karena kita selalu sulit mengenali potensi yang ada dalam diri kita.

Pemimpin adalah pemimpi. Karena mimpi adalah setengah cita – cita, cita – cita adalah setengah usaha, usaha adalah setengah kesuksesan.
READ MORE - THINK AND THANKS

BANTULAH SESAMA, MAKA TUHAN PUN AKAN MENOLONG KITA

(Cintailah yang dibumi, maka kita akan dicintai yang dilangit)

Kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa memberikan kebahagiaan bagi golongan yang lemah.
Siapa sajakah mereka ?
Mereka adalah para janda, anak yatim, dan orang cacat.

Benarkah TANGAN TUHAN bekerja melalui golongan lemah ?
YUP, betapa kita dapat merasakan kehadiran TUHAN ketika bibir kering mereka meminta belas kasihan kita.
Ketika tangan kecil nan lemah mengais sisa rezeki dari lorong yang kotor dan berdebu.
Tangan mungil dikaca mobil, mengharap iba dari setiap orang yang memiliki nurani.

Pahit kehidupan tidak memberikan banyak pilihan, selain harus berjuang untuk bertahan.

Menjelang bulan penuh hikmah, apakah tanggung jawab kita terhadap mereka ?

Inilah pesan Saya kepada Anda, karena suatu saat nanti, saya yakin rekan-rekan akan menjadi pemilik sebuah perusahaan.
Semua tinggal menunggu waktu untuk memetik hasil jerih payah rekan-rekan selama ini.

Yakinlah, melalui bibir kaum lemah dan tangan kaum dhuafa, sebuah doa didengar oleh sang pencipta.

Mari berbagi, Anda tidak akan pernah menyesal atas kebaikan yang Anda berikan, meski itu adalah hal kecil.
READ MORE - BANTULAH SESAMA, MAKA TUHAN PUN AKAN MENOLONG KITA
Related Posts with Thumbnails

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP